Di Kali Kamben Dusun Samben Desa Mojodelik Kecamatan Ngasem terdapat lubang berongga yang menyemburkan api. Warga setempat meyakini api tersebut abadi atau sulit padam, walaupun lokasinya di bibir kali dalam keadaan lembab. Lokasi tersebut tidak jauh dari kawasan area eksplorasi minyak di kota ledre.
Berjarak sekitar 25 meter dari pusat semburan api tersebut, tercium bau belerang yang menyengat. Tetapi, berbeda saat mendekat dan memandang drengan jarak satu meter dari pusat semburan, sebab aroma belerang tidak terasa menyengat.
Letaknya jauh dari pemukiman, persis di bibir kali yang lebarnya sekitar 10 meter. Ketinggian air kali dangkal, begitu pula terdapat bebatuan kecil dan diapit dengan pepohonan rindang.
Pusat semburan api ini hanya sekitar satu meter. Tetapi selebar itu terdapat banyak lubang se ukuran jari jempol. Lubang inilah yang mengeluarkan semburan api secara terus menerus. Namun, terkadang api tersebut padam, akibat tergenang air dari kali yang meluap. Atau datangnya hujan yang membasahi lubang tersebut.
Namun, saat lubang sebesar jempolan jari ini ditasnya diberikan benda yang mudah terbakar. Maka api akan keluar, termasuk benda tersebut juga ludes akibat terbakar.
Saat mengungjungi ke lokasi yang berada jauh dari pemukiman, di atas lubang tersebut diberikan selembar daun jati yang sudah kering. Tak khayal daun jati tersebut langsung terbakar dan hangus. Begitu pula di lubang tersebut terus mengebulkan api kendati ukurannya tidak membesar.
Tetapi dari dari lubang tersebut tidak mengeluarkan asap putih yang menandakan adanya kobaran si jago merah. Begitu pula warna api dengan petanda merah atau biru juga tidak nampak jelas kalau dilihat siang hari. Namun, menurut warga setempat warna api dapat dilihat secara kasat mata dengan wajarnya saat sore atau malam hari. ‘’Ataupun saat diatas semburan api diberikan benda yang mudah terbakar,” kata Winarto salah satu wraga setempat.
Saat mendekat ke semburan api, selain bau belerang, tentunya juga kucuran keringat yang menetes. Sebab sekitar lubang api tersebut terasa panas. Namun, untuk mengetahui lebih jelas atas lubang tersebut kesulitan. Selain panas juga karena bau belerang. Termasuk lokasi yang tanahnya linet (basah dan lembab).
Tetapi saat api padam, dari lubang tersebut mengeluarkan suara pelan. Layaknya suara air mendidih yang sahut menyahut diantara berbagai lubang api tersebut. Menurut Mbah Win sapan akrabnya dari Winarto, keberadaan lubang api abadi ini tidak terlalu mengejutkan warga. Terutama membuat warga semakin takut, layaknya semburan lumpur lapindo di Porong, Sidoarjo. ‘’Lubang api abadi ini sudah lama, bahkan saya sendiri tidak mengetahui sejak kapan ditemukan warga,” ujanya saat menemani berada di Desa tersebut.
Bahkan terkadang keberaaan rongga api abadi ini dimanfaatkan sejumlah warga. Karena letaknya di kali, ikan yang didapatkan dari menjaringh ini langsung di bakar. Begitu pula di sekitar tebing kali terdapat perkebunn jagung. Akibatnya, banyak warga yang memanfatkan dengan bakar jagung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar