Dikatakan dengan salak wedi, karena seiring dengan lokasi salak tersebut berada di Desa Wedi Kecamatan Kapas, kabupaten Bojonegoro, jawa timur. Selain salak wedi, masyarakat setempat juga mengenalnya dengan salak lokal.
Salak wedi masuk varietas kebo dan penjalinan. Disebut kebo karena warnanya yang hitam dan agak cokelat. Sedangkan disebut penjalinan karena warnanya mirip penjalin cokelat muda dan tua. Salak Wedi, dikenal punya ciri khas rasa. Yaitu, asam, manis, sepet dan masir (jika dikunyah seperti ada pasir).
Menuju ke kawasan salak wedi tentunya mudah, dari kota hanya berjarak sekitar enam kilometer (km). Apalagi dari gapura pintu masuk kota Bojonegoro arah Surabaya, lokasinya tidak jauh. Lokasinya berada di jalan poros desa, kendati jalannya tidak terlalu lebar, tetapi mulus untuk dilewati.
Sebelum masuk di desa wedi, terlebih dahulu melewati desa kalianyar kecamatan Kapas. Kendati bukan pusat pohon salak, tetapi di desa Kalianyar ini juga dapat ditemukan berbagai pohon salak di sepanjang jalan, atau berada di sekitar rumah warga. Namun, jumlahnya tidak sebanding dengan desa wedi.
Sesampai di Desa Wedi, selain berjejernya pohon salak. Juga setiap pagi di musim panen ini terdapat penjual salak yang berada di pinggir jalan, bahkan berada di depan rumah-rumah warga. Dan jumlah penjual yang menawarkan buah ini jumlahnya tidak sedikit.
Selain kawasan salak, di desa tersebut juga terdapat tempat wisata. Tetapi, masih dikelola secara pribadi oleh warga setempat. Sehingga pengelolaannya belum maksimal untuk dijadikan sebagai tempat wisata sebagai melepas penat pengunjung. Namanya Wisata Toyo Aji, salah satu tempat refresing di tengah kebun salak.
Tempat wisata ini seluas empat hektar, di dalamnya terdapat pohon salak yang rimbun dan berbuah yang mengelilinginya. Juga waduk kecil berisi air sebagai kolam pancing pengunjung. Sehingga pengunjung bisa mancing dipinggir kolam dengan angin sepoi-sepoi sekaligus mencicipi buah salak wedi yang memiliki rasa asam, manis, sepet dan masir.
Melepas penat dengan keluarga juga dapat terobati di wisata ini. Sebab, selain lokasinya luas, juga terdapat fasilitas yang sekiranya dapat menunjang. Ada gubuk di sepanjang kolam ikan sebagai tempat santai. Terdapat pula hewan yang dilindungi untuk ditonton. ‘’ada juga buah salak siap makan dengan memetiknya langsung,” kata Lazim salah satu pengelola di kawasan wisata Toyo Aji.
Menurut Iskak salah satu warga setempat, di wisata ini juga menyewakan losmen sebagai tempat tinggal sementara untuk liburan bersama sekeluarga. Walaupun terbatas, tetapi huniannya cukup menyegarkan. Sebab dikelilingi oleh pohon salak yang rimbun. Dan bentangan sawah, begitu pula dapat menikmati sarana kolam pancing di tengah lokasi.
Strategisnya dan nyamannya lokasi membuat tempat wisata ini dilirik sebagian warga setempat. Namun kebanyakan memanfaatkan wisata ini untuk digunakan sebagai tempat pertemuan (meeting).
Dari wisata seluas empat hektar ini didalamnya juga terdapat ruang pertemuan. Bahkan juga disiapkan ruang meeting yang lokasinya secara terbuka berdekatan dengan rimbunan pohon salak. ‘’Sering digunakan kegiatan pelatihan organisasi baik pemerintah maupun non,” kata ketua kelompok tani di Desa Wedi ini.
Kendati masih minimalis, tetapi kawasan desa Wedi bisa digunakan sebagai alternatif untuk menghilangkan penat usai sepekan beraktivtas. Apalagi lokasinya tidak jauh dari kawasan perkotaan. Dari kota menuju ke kawasan wisata ini hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Namun, untuk menuju ke wisata ini belum disediakan transportasi khusus dari kota. Jadi lebih nyaman menggunakan kendaraan pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar